Senin, 11 Januari 2010

Inflasi Kabupaten Karimun September – Desember 2009

Selama bulan September sampai dengan Desember 2009 perkembangan indeks harga barang dan jasa pada tingkat konsumen di Kabupaten Karimun secara umum menunjukan adanya kenaikan. Pada akhir tahun 2009  angka Indeks Harga Konsumen (IHK) Kabupaten Karimun berada pada angka 115,92. Dengan demikian, selama periode tersebut telah terjadi inflasi sebesar 1,94 persen. Terdapat tujuh kelompok komoditas yang tercakup dalam Indeks Harga Konsumen, yaitu sebagai berikut :
1.     Kelompok bahan makanan
2.     Kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau
3.     Kelompok perumahan
4.     Kelompok sandang
5.     Kelompok kesehatan
6.     Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga
7.     Kelompok transpor dan komunikasi
Selama periode tersebut Indeks harga Konsumen kelompok sandang tercatat sebagai indeks tertinggi dibandingkan keenam kelompok lain, yaitu sebesar 128,21 persen. Kemudian diikuti oleh kelompok bahan makanan 127,16 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 118,88 persen, Kelompok kesehatan 112,58 persen, kelompok perumahan 111,62 persen, kelompok pendidikan 107,43 persen dan terakhir kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 99,82 persen.
Apabila ditinjau dari perkembangan indeks harga konsumen secara umum, terlihat adanya kecenderungan inflasi yang semakin menurun dari bulan ke bulan. Fluktuasi indeks harga konsumen selama periode September-Desember 2009 cukup variatif. Hal ini menunjukan adanya ketidakstabilan pada harga barang dan jasa yang beredar. Adapun besaran inflasi selengkapnya dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut:

Tabel 4.1. Indeks Harga Konsumen (IHK), Laju Inflasi dan Kumulatif Kabupaten Karimun 
September – Desember 2009

No
Bulan
IHK
Umum
Laju Inflasi Bulanan
Kumulatif
2009
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Agustus
113,71
-
-
2
September
116,05
2,05
2,05
3
Oktober
116,13
0,07
2,12
4
November
115,86
-0,23
1,89
5
Desember
115,92
0,05
1,94

         Dari tabel 4.1 terlihat jelas bahwa inflasi yang terjadi di Kabupaten Karimun dari bulan ke bulan mengalami fluktuasi. Keadaan ini diawali pada bulan September yang mengalami inflasi sebesar 2,05 persen. Pada bulan tersebut bertepatan dengan bulan puasa adanya perayaan hari Raya Idul Fitri. Hal ini menyebabkan kebutuhan terhadap berbagai barang dan jasa meningkat sehingga menyebabkan kenaikan permintaan. Mengingat jalur distribusi barang yang cukup sulit serta faktor penawaran yang relatif tetap, maka hal tersebut memicu terjadinya kenaikan harga
         Memasuki Bulan Oktober, masih menunjukan adanya gejala kenaikan, namun besarannya relatif stabil. Pasca hari Raya Idul Fitri, kenaikan harga sedikit tertahan dengan menurunnya permintaan yang ditandai dengan inflasi yang hanya sebesar 0,07 persen.
         Pada bulan November terjadi penurunan indeks yang mengakibatkan terjadinya deflasi sebesar 0,23 persen. Menjelang akhir tahun harga kebutuhan berbagai jenis barang dan jasa secara umum menunjukan adanya penurunan seiring dengan turunnya permintaan. Disamping faktor tersebut adanya kecukupan stok barang juga turut mempengaruhi penurunan harga beberapa komoditas.
         Pada akhir tahun beberapa jenis barang dan jasa kembali menunjukan kenaikan harga. Secara umum jenis barang dan jasa yang mengalami peningkatan dan penurunan harga relatif berimbang. Hal ini merupakan efek dari menguatanya mata uang Rupiah terhadap Dolar amerika Serikat. Namun demikian, kenaikan yang terjadi pada beberapa bahan konsumsi pokok seperti beras, gula pasir, dan minyak menyebabkan kecenderungan lebih mengarah kepada inflasi. Peningkatan terhadap volume konsumsi barang dan jasa pada hari raya Natal dan menjelang Tahun Baru ikut memicu naiknya harga beberapa komoditi barang dan jasa yang berdampak pada naiknya IHK. Sehingga pada bulan Desember Kabupaten Karimun mengalami inflasi sebesar 0,05 persen.
          Besarnya inflasi/deflasi pada kelompok-kelompok komoditi tersebut dipengaruhi oleh penawaran (supply) dan permintaan (demand) barang-barang konsumsi di pasaran. Bila penawaran rendah dan permintaan tinggi akan mengakibatkan naiknya harga sehingga terjadi inflasi. Sebaliknya bila penawaran tinggi dan permintaan rendah akan mengakibatkan turunnya harga sehingga terjadi deflasi.
          Tinggi rendahnya penawaran suatu barang akan dipengaruhi oleh tingkat ketersediaan barang dan jasa. Produksi yang melimpah akan menyebabkan penawaran terhadap barang dan jasa tersebut tinggi, sebaliknya produksi yang sangat sedikit akan menggambarkan penawaran terhadap barang tersebut rendah. Sedangkan tinggi rendahnya permintaan suatu barang biasanya dipengaruhi oleh kondisi daerah dan pola konsumsi masyarakatnya.
         Adanya tradisi atau kebiasaan-kebiasaan masyarakat seperti menyambut perayaan keagamaan (Idul Fitri, Idul adha, Natal, dan lain-lain), biasanya akan menambah keinginan masyarakat untuk mengkonsumsi barang-barang baik berupa makanan, sandang, dan barang lainnya menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan hari-hari biasa. Hal ini mengakibatkan harga barang-barang tersebut meningkat. Selain itu meningkatnya taraf kehidupan masyarakat biasanya juga berpengaruh terhadap pola konsumsinya.
        Sampai saat ini Kabupaten Karimun belum mampu menghasilkan barang-barang kebutuhannya sendiri. Mengingat Kabupaten Karimun memiliki tingkat ketergantungan yang sangat tinggi terhadap wilayah lain, maka jalur distribusi barang dan jasa yang baik merupakan suatu keharusan. Keadaan cuaca harus dapat diantisipasi sebaik mungkin agar pengiriman barang dari wilayah lain tidak menemui kendala yang berarti. Selain itu dalam rangka menambah pasokan barang, maka peningkatan terhadap produksi bahan makanan terutama dari sektor pertanian harus semakin ditingkatkan. 
         Berdasarkan tabel 4.1 laju inflasi Kabupaten Karimun sampai dengan Desember 2009 yang mencerminkan tingkat inflasi dalam 4 bulan terakhir sebesar 1,94 persen. Angka inflasi ini tergolong inflasi ringan. Untuk itu upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten dalam menjaga kestabilan harga kebutuhan pokok tersebut baik melalui pengawasan pasar, pengawasan kegiatan pendistribusian barang, maupun kebijakan operasi pasar perlu dipertahankan agar inflasi tidak membumbung tinggi pada tahun mendatang.
          Apabila IHK dan Inflasi Kabupaten Karimun dibandingkan dengan Nasional dan secara regional dengan dua kota yang terdekat dengan Kabupaten Karimun yaitu Batam dan Tanjung Pinang sebagai pembanding. Dapat dikatakan bahwa selama bulan September–Desember tren inflasi di Kabupaten Karimun sejalan dengan inflasi nasional maupun regional. Inflasi di Kabupaten Karimun lebih rendah dibandingkan nasional maupun Batam dan Tanjung Pinang. Kecuali pada bulan September inflasi Karimun lebih tinggi dibanding Nasional, Batam, dan Tanjung Pinang.
         Sedangkan laju Inflasi tertinggi apabila ditinjau menurut kelompok pengeluaran sampai dengan Desember 2009 adalah kelompok sandang yaitu sebesar 3,05 persen. Tingginya inflasi sepanjang September-Oktober 2009 pada kelompok sandang diduga oleh tingginya permintaan menjelang hari Raya Idul Fitri dan Natal. Diurutan kedua kelompok bahan makanan sebesar 2,57 persen, disusul kemudian kelompok makanan jadi, minuman rokok dan tembakau sebesar 2,45 persen, kelompok kesehatan sebesar 1,10 persen, kelompok perumahan sebesar 0,76 persen, kelompok transpor sebesar 0,18 persen dan inflasi terendah adalah kelompok pendidikan sebesar 0,05 persen.

Tabel 4.2. Laju Inflasi Kabupaten Karimun menurut Kelompok Pengeluaran 
September - Desember 2009

Kelompok Pengeluaran
Laju Inflasi
(September-Desember)
(1)
(2)
Umum
1,94
Bahan Makanan
2,57
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau
2,45
Perumahan
0,76
Sandang
3,05
Kesehatan
1,10
Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
0,05
Transpor dan Komunikasi
0,18

          Berdasarkan kontribusinya, kelompok bahan makanan merupakan penyumbang terbesar dalam pembentukan angka inflasi maupun deflasi dengan kontribusi masing-masing 1,64 persen, 0,07 persen, -0,23 persen, dan 0,12 persen. Kebutuhan primer terutama bahan makanan memang sangat rentan terhadap perubahan harga sehingga menjadi penyumbang inflasi tertinggi dibandingkan dengan kelompok pengeluaran lainnya. Kelompok yang menyumbang inflasi terbesar kedua secara umum adalah makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau yang memberikan sumbangan sebesar 0,34 persen dibulan September, 0,01 persen, 0,03 persen di bulan Desember. Kecuali di bulan November kelompok Sandang sebagai penyumbang inflasi terbesar kedua yang memberikan sumbangan sebesar 0,14 persen.

Tabel 4.3. Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kabupaten Karimun 
September - Desember 2009

Kelompok Pengeluaran
September
Oktober
November
Desember
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Umum
2,05
0,07
-0,23
0,12
Bahan Makanan
1,64
0,03
-0,50
0,05
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau
0,34
0,01
0,11
0,03
Perumahan
0,02
0,01
0,02
0,01
Sandang
0,02
0,01
0,14
0,02
Kesehatan
0,01
0,00
0,01
0,01
Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
0,00
0,00
0,00
0,00
Transpor dan Komunikasi
0,02
0,00
0,00
0,00