(Disusun sebagai materi dalam Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Karimun Tahun 2011)
2.3 Diagnosis Kemiskinan dan Dimensinya
Perkembangan tingkat kemiskinan di Kabupaten Karimun memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Rata-rata tingkat kemiskinan di Kabupaten karimun periode 2005-2010 berada dibawah 10 persen, bahkan pada tahun 2010 tingkat kemiskinan telah berada dibawah 7,5 persen. Artinya pada tahun 2010, Kabupaten karimun telah berhasil mencapai target MDGs.
2. Tren perkembangan tingkat kemiskinan Kabupaten Karimun menunjukkan adanya penurunan, sejalan dengan situasi yang berlaku pada level regional dan nasional. Namun demikian besarannya sempat meningkat saat terjadi krisis perekonomian tahun 2008. Artinya tingkat kemiskinan di Kabupaten Karimun juga terpengaruh oleh kondisi perekonomian global.
3. Dibandingkan dengan wilayah lain disekitarnya, tingkat kemiskinan di Kabupaten Karimun relatif lebih rendah. Artinya Kabupaten Karimun sangat potensial sebagai daerah tujuan migrasi penduduk miskin dari wilayah lain.
4. Tingkat kemiskinan Kabupaten Karimun di daerah perdesaan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan daerah perkotaan. Artinya wilayah perkotaan Kabupaten karimun sangat potensial untuk menjadi daerah urbanisasi.
5. Elastisitas tingkat kemiskinan di perdesaan lebih tinggi dibandingkan perkotaan. Artinya masyarakat perdesaan lebih rentan untuk masuk maupun keluar dari jurang kemiskinan dibandingkan dengan masyarakat perkotaan.
6. Walaupun tingkat kemiskinan Kabupaten Karimun di daerah perdesaan sudah berada dibawah pencapaian nasional, namun nilainya masih berada diatas rata-rata Provinsi Kepulauan Riau. Artinya sasaran utama program pengentasan kemiskinan kabupaten Karimun harus difokuskan di daerah perdesaan.
7. Diperlukan adanya suatu kehati-hatian dalam mendefinisikan garis kemiskinan. Karena tidak jarang nilai garis kemiskinan yang telah ditetapkan, menjadi suatu kontroversi.
8. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) menunjukkan kecenderungan semakin membaik. Hal ini terlihat dari nilai indeks pada periode 2005-2010 yang mengalami penurunan sebesar 0,36 poin per tahun. Ini menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan.
9. Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) juga menunjukkan kecenderungan semakin membaik. Hal ini terlihat dari nilai indeks pada periode 2005-2010 yang mengalami penurunan sebesar 0,18 poin per tahun. Artinya ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin di Kabupaten Karimun semakin mengecil.
10. Jika dibandingkan dengan pencapaian secara regional dan nasional, Pencapaian Indeks P1 dan Indeks P2 di Kabupaten Karimun selalu menunjukkan nilai yang lebih rendah.
11. pencapaian gini rasio tahun 2010 yang tetap bertahan di angka 0,26 poin. Selain itu, jumlah rumah tangga dengan 40 persen pengeluaran terbawah pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 23,78 persen, dibandingkan dengan tahun 2009 yang mencapai 24,07 persen. Artinya, tingkat ketimpangan pendapatan antar penduduk cenderung tetap, dan tingkat pengeluaran penduduk miskin mengalami peningkatan.
12. Indikator ketenagakerjaan Kabupaten Karimun terus menunjukkan tren yang membaik, dimana Tingkat Partisipasi angkatan Kerja menunjukkan peningkatan, sementara Tingkat Pengangguran Terbuka semakin menurun. Hal ini sejalan dengan tren penurunan jumlah penduduk miskin. Artinya bahwa semakin banyak jumlah penduduk Karimun yang bekerja telah memberi peluang bagi sebagian penduduk untuk lepas dari jeratan kemiskinan.
13. Perkembangan indikator kesehatan menunjukkan tren yang menurun. Angka Kematian Ibu dan Bayi serta kasus gizi buruk yang meningkat mengindikasikan bahwa akses masyarakat terhadap fasilitas dan sarana kesehatan masih kurang. Angka kemiskinan yang menurun justru tidak diimbangi dengan membaiknya indikator kesehatan. Artinya permasalahan di bidang ini tidak spesifik hanya dihadapi oleh penduduk miskin, akan tepai juga oleh seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Karimun.
14. Perkembangan indikator bidang pendidikan selama periode 2007-2010 tidak menunjukkan adanya perubahan yang berarti. Pencapaian beberapa indikator seperti rata-rata lama sekolah, angka melek huruf cenderung konstan. Sementara itu pencapaian sebagian besar indikator APK dan APM malah menunjukkan gejala menurun. Artinya upaya penanggulangan kemiskinan pada sektor ini perlu semakin mendapatkan perhatian, apalagi banyak diantara kasus-kasus pendidikan yang rendah serta putus sekolah terjadi pada penduduk yang tergolong miskin.
Perkembangan tingkat kemiskinan di Kabupaten Karimun memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Rata-rata tingkat kemiskinan di Kabupaten karimun periode 2005-2010 berada dibawah 10 persen, bahkan pada tahun 2010 tingkat kemiskinan telah berada dibawah 7,5 persen. Artinya pada tahun 2010, Kabupaten karimun telah berhasil mencapai target MDGs.
2. Tren perkembangan tingkat kemiskinan Kabupaten Karimun menunjukkan adanya penurunan, sejalan dengan situasi yang berlaku pada level regional dan nasional. Namun demikian besarannya sempat meningkat saat terjadi krisis perekonomian tahun 2008. Artinya tingkat kemiskinan di Kabupaten Karimun juga terpengaruh oleh kondisi perekonomian global.
3. Dibandingkan dengan wilayah lain disekitarnya, tingkat kemiskinan di Kabupaten Karimun relatif lebih rendah. Artinya Kabupaten Karimun sangat potensial sebagai daerah tujuan migrasi penduduk miskin dari wilayah lain.
4. Tingkat kemiskinan Kabupaten Karimun di daerah perdesaan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan daerah perkotaan. Artinya wilayah perkotaan Kabupaten karimun sangat potensial untuk menjadi daerah urbanisasi.
5. Elastisitas tingkat kemiskinan di perdesaan lebih tinggi dibandingkan perkotaan. Artinya masyarakat perdesaan lebih rentan untuk masuk maupun keluar dari jurang kemiskinan dibandingkan dengan masyarakat perkotaan.
6. Walaupun tingkat kemiskinan Kabupaten Karimun di daerah perdesaan sudah berada dibawah pencapaian nasional, namun nilainya masih berada diatas rata-rata Provinsi Kepulauan Riau. Artinya sasaran utama program pengentasan kemiskinan kabupaten Karimun harus difokuskan di daerah perdesaan.
7. Diperlukan adanya suatu kehati-hatian dalam mendefinisikan garis kemiskinan. Karena tidak jarang nilai garis kemiskinan yang telah ditetapkan, menjadi suatu kontroversi.
8. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) menunjukkan kecenderungan semakin membaik. Hal ini terlihat dari nilai indeks pada periode 2005-2010 yang mengalami penurunan sebesar 0,36 poin per tahun. Ini menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan.
9. Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) juga menunjukkan kecenderungan semakin membaik. Hal ini terlihat dari nilai indeks pada periode 2005-2010 yang mengalami penurunan sebesar 0,18 poin per tahun. Artinya ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin di Kabupaten Karimun semakin mengecil.
10. Jika dibandingkan dengan pencapaian secara regional dan nasional, Pencapaian Indeks P1 dan Indeks P2 di Kabupaten Karimun selalu menunjukkan nilai yang lebih rendah.
11. pencapaian gini rasio tahun 2010 yang tetap bertahan di angka 0,26 poin. Selain itu, jumlah rumah tangga dengan 40 persen pengeluaran terbawah pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 23,78 persen, dibandingkan dengan tahun 2009 yang mencapai 24,07 persen. Artinya, tingkat ketimpangan pendapatan antar penduduk cenderung tetap, dan tingkat pengeluaran penduduk miskin mengalami peningkatan.
12. Indikator ketenagakerjaan Kabupaten Karimun terus menunjukkan tren yang membaik, dimana Tingkat Partisipasi angkatan Kerja menunjukkan peningkatan, sementara Tingkat Pengangguran Terbuka semakin menurun. Hal ini sejalan dengan tren penurunan jumlah penduduk miskin. Artinya bahwa semakin banyak jumlah penduduk Karimun yang bekerja telah memberi peluang bagi sebagian penduduk untuk lepas dari jeratan kemiskinan.
13. Perkembangan indikator kesehatan menunjukkan tren yang menurun. Angka Kematian Ibu dan Bayi serta kasus gizi buruk yang meningkat mengindikasikan bahwa akses masyarakat terhadap fasilitas dan sarana kesehatan masih kurang. Angka kemiskinan yang menurun justru tidak diimbangi dengan membaiknya indikator kesehatan. Artinya permasalahan di bidang ini tidak spesifik hanya dihadapi oleh penduduk miskin, akan tepai juga oleh seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Karimun.
14. Perkembangan indikator bidang pendidikan selama periode 2007-2010 tidak menunjukkan adanya perubahan yang berarti. Pencapaian beberapa indikator seperti rata-rata lama sekolah, angka melek huruf cenderung konstan. Sementara itu pencapaian sebagian besar indikator APK dan APM malah menunjukkan gejala menurun. Artinya upaya penanggulangan kemiskinan pada sektor ini perlu semakin mendapatkan perhatian, apalagi banyak diantara kasus-kasus pendidikan yang rendah serta putus sekolah terjadi pada penduduk yang tergolong miskin.